BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di era globalisai saat ini perkembangan teknologi
informasi (TI) sangat pesat, yang menuntut manusia atau pengguna TI agar dapat
mengikuti perkembanganya dalam memperoleh informasi yang terbaru.
Informasi dapat diperoleh dengan berbagai cara dan melalui bermacam
media cetak seperti buku, jurnal, majalah, koran, media elektronik
seperti komputer, handphone, internet, ataupun media lainnya yg lebih mudah
untuk dimengerti, sama halnya dengan dunia pendidikan membutuhkan informasi,
maka metode pembelajaran yang terbaik untuk siswa/ siswi-nya, agar memperoleh
hasil yang maksimal di masa depan kehidupan.
Pada umumnya setiap siswa siswi ingin mendapatkan
informasi dengan cepat dan akurat serta meringankan tugas mereka untuk
memperoleh nilai yang baik ataupun mendapatkan pengajaran tambahan agar lebih
dikuasai. Sehingga kegiatan belajar mengajar untuk menghadapi siswa yang belum
memahami materi yang diajarkan dan pertanyaan yang berulang-ulang/bergantian
kepada guru di kelas, serta siswa yang tidak masuk menjadi tertinggalnya
pelajaran, sehingga waktu guru habis untuk menerangkan ulang hal-hal yang belum
dimengerti siswa dan update materi harus menunggu cetak
buku/dvd pada tahun berikutnya.
Pembuatan metode pembelajaran dibatasi menggunakan
pembelajaran dengan metode flipped class room, e-Learning dan aplikasi-aplikasi
android yang mendukung pembelajaran untuk siswa-siswi gunakan dimanapun dan
kapanpun.
Berdasarkan kondisi atau analisis keadaan sekarang suatu
lembaga pendidikan, pada umumnya menggunakan metode pembelajaran Ceramah yang
dilakukan bersifat penjelasan langsung dikelas yang dilakukan oleh guru setiap
pembelajaran dan murid hanya mendengarkan pada saat itu saja.
Kelemahan atau hambatan yang ditemukan adalah siswa
–siswi yang ingin mendalami materi yang guru sudah berikan tidak ada lagi
pengulangan kelas yang pembelajaran sama, kecuali mengikuti les atau kursus
yang akhirnya terjadi pembengkakan biaya dan waktu.
Dengan adanya flipped classroom yang diberikan kepada
siswa, maka siswa dapat belajar dimana saja dan kapan saja. Kemudian pada saat
siswa datang kesekolah siswa dan guru hanya mengembangkan diskusi dan prakrik
pada saat disekolah.
B.
Rumusan
Masalah
1.
Apa
pengertian dari Flipped Learning?
2.
Bagaimana
strategi dari Flipped Learning?
3.
Bagaimana
langkah-langkah pembelajaran Flipped Classroom?
4.
Bagaimana
teknis pelaksanaan model pembelajaran Flipped Classroom?
5.
Apakah
kelebihan dari model pembelajaran Flipped Classroom?
6.
Apakah
kelemahan dari model pembelajaran Flipped Classroom?
C.
Tujuan
1.
Mengetahui
pengertian dari Flipped Learning
2.
Memahami
strategi model pembelajaran dari Flipped Learning
3.
Memahami
langkah-langkah pembelajaran Flipped Learning?
4.
Memahami
teknis pelaksanaan model pembelajaran Flipped Classroom
5.
Mengetahui
kelebihan dari model pembelajaran Flipped Classroom
6.
Mengetahui
kelemahan dari model pembelajaran Flipped Classroom
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Flipped Learning
Kalo di dalam kelas biasanya siswa
belajar (mendapat materi dari guru) dan untuk di rumah biasanya siswa
memperoleh PR. Akan tetapi, berbeda dengan flipped classroom. Dalam flipped classroom, siswa diminta untuk belajar mandiri
di rumah mengenai materi untuk pertemuan berikutnya, dengan menonton video
pembelajaran karya guru itu sendiri ataupun video pembelajaran dari hasil upload orang lain. Sedangkan pada saat di
kelas, siswa diberikan sebuah permasalahan atau tugas, atau siswa bisa bertanya
dan sharing seputar materi yang telah
dipelajarinya di rumah.
Flipped classroom atau dikenal juga sebagai flipped teaching diterapkan di Amerika Serikat, pertama
kali dikerjakan oleh Prof. Eric Mazur dari Harvard. Dia menemukan bahwa komputer dapat
membantunya dalam mengajar perkuliahan. Dia menyimpulkan bahwa “Aku percaya
bahwa kita baru saja melihat permulaan dari sebuah proses dan komputer akan
segera menjadi bagian utuh dalam sebuah pendidikan. Komputer tidak akan menggantikan
peran guru, tetapi akan bisa menyediakan bagi guru sebuah alat penting yang
dinamis untuk memperbaiki kualitas pendidikan.”
J. Wesley Baker memperkenalkan
tulisannya “The classroom flip : using web course management
tools to become the guide by the side”. Di dalamnya Baker memperkenalkan model pembelajaran
dimana para guru menggunakan web online dan program manajemen bahan ajar
berbasis web sebagai alat untuk memberikan
pembelajaran online sebagai “tugas rumah” untuk siswa.
Sedangkan di kelas, para guru memiliki banyak waktu untuk mendalami kegiatan
pembelajaran aktif dengan murid.
Flipped Learning adalah pendekatan pedagogic yang langsung bergerak dari
pembelajaran kelompok, ke pembelajaran individu dan hasil dari ruang kelompok
berubah menjadi dinamis, lingkungan pembelajaran interaktif dimana pendidik memandu siswa sebagaimana
mereka menggunakan konsep dan mengikutsertakan kreativitas didalam materi
pembelajaran.
Menurut Amy Roehl dan Shweta Linga (2013) dalam jurnal internasional
yang berjudul The Flipped Classroom: An Opportunity To Engage
Millennial Students Through Active Learning Strategiesmenyimpulkan bahwa
untuk memperkenalkan beberapa strategi baru yang ditransferkan dari pemikiran
guru dan murid, guru harus melakukan penelitian dengan alternatif strategi
dikelas. Sebagai instruktor yang akan menggunakan strategi baru, ini sangat
penting dalam dunia pendidikan yang direfleksikan dalam pembelajaran yang
efektif. Keaktifan belajar dan strategi pembelajaran flipped classroomyang
menggunakan teknologi, murid-murid akan mengembangkan kemampuan berpikir
kreatif mereka lebih tinggi.
Menurut Richard Pierce, EdD, and Jeremy Fox (2012) dalam American
Journal of Pharmaceutical Education yang berjudul Instructional Design
And Assessment Vodcasts And Active-Learning Exercises In A “Flipped Classroom”
Model Of A Renal Pharmacotherapy Module menyimpulkan bahwa menerapkan
model flipped classroom untuk pembelajaran modul farmakoterapi
ginjal mengakibatkan kinerja siswa semakin meningkat dan persepsi siswa baik
tentang pendekatan instruksional. Beberapa faktor yang mungkin telah
berkontribusi terhadap peningkatan nilai siswa termasuk: siswa dimediasi kontak
dengan materi kuliah sebelum di kelas, patokan dan penilaian formatif diberikan
selama modul, dan kegiatan kelas berjalan interaktif interaktif.
Menurut Lius Tirtasanjaya dkk (2012) dalam jurnal internasional yang
berjudul Assessing The Effectiveness of Flipped Classroom Pedagogy in
Promoting Students’ Learning Experience dalam temuannya menunjukkan
bahwa pelaksanaan model flipped classroom dalam lingkungan
komputasi satu ke satu akan bernilai menjelajahi lebih lanjut. Lebih fokus
dapat ditempatkan pada kelas kemampuan campuran dan kemampuan yang lebih
tinggi. Perancah dapat lebih disempurnakan baik untuk kegiatan rumah dan
kegiatan kelas. Salah satu perbaikan yang mungkin termasuk membedakan
pertanyaan membimbing digunakan dalam kegiatan rendah di bawah pertanyaan dalam
taksonomi Bloom untuk kegiatan rumah dan pertanyaan tatanan yang lebih tinggi
untuk kegiatan kelas.
Menurut Cara A. Marlowe (2012) dalam penelitiannya yang berjudulThe
Effect Of The Flipped Classroom On Student Achievement And Stress menunjukkan
bahwa efek dari flipped classroom dan diferensiasi terkait
dipelajari untuk mengukur dampak pada prestasi siswa dan mahasiswa tingkat
stres. Untuk semester kedua tahun senior mereka, siswa menonton video ceramah
di luar kelas dan tugas diselesaikan selama waktu kelas. Siswa melaporkan
tingkat stres yang lebih rendah dalam jenis lingkungan kelas dibandingkan
dengan kelas-kelas lain. Sementara nilai semester menunjukkan perbaikan, nilai
ujian tidak menunjukkan peningkatan yang signifikan. Secara keseluruhan,
perasaan positif siswa terhadap pengobatan dan menikmati manfaat yang terkait
untuk bisa memilih tugas mereka sendiri dan mengeksplorasi konsep-konsep yang
mereka temukan menarik lebih mendalam.
Flipped classroom adalah sebuah model pembelajaran di mana guru
memberikan tugas / PR kepada siswa untuk aktif mempelajari terlebih dahulu
materi yang akan disampaikan melalui media digital berupa video atau e-book
beserta beberapa instruksi tugas / latihan soal, sebagai bahan diskusi ketika
kegiatan di dalam kelas (tatap muka).
Flipped
Classroom adalah
model pembelajaran yang “membalik” metode tradisional, di mana biasanya materi
diberikan di kelas dan siswa mengerjakan tugas di rumah. Konsep Flipped
Classroom mencakup active learning, keterlibatan siswa,
dan podcasting. Dalam flipped classroom, materi
terlebih dahulu diberikan melalui video pembelajaran yang harus ditonton siswa
di rumah masing-masing. Sebaliknya, sesi belajar di kelas digunakan untuk
diskusi kelompok dan mengerjakan tugas. Di sini, guru berperan sebagai pembina
atau pemberi saran.
B.
Strategi
Flipped Learning
Menurut Graham Brent (2013) Flipped classroom merupakan
strategi yang dapat diberikan oleh pendidik dengan cara meminimalkan jumlah
instruksi langsung dalam praktek mengajar mereka sambil memaksimalkan interaksi
satu sama lain. Strategi ini memanfaatkan teknologi yang menyediakan tambahan
yang mendukung materi pembelajaran bagi siswa yang dapat diakses secara online.
Hal ini membebaskan waktu kelas yang sebelumnya telah digunakan untuk
pembelajaran.
Instruktur mengadopsi model flipped classroom untuk
memberikan pembelajaran kelas atau konten instruksional sebagai pekerjaan
rumah. Dalam persiapan untuk kelas, siswa diwajibkan untuk melihat video
pembelajaran. Menurut Tucker dalam Amy Roehl (2013) siswa memanfaatkan waktu di
kelas untuk bekerja menyelesaikan masalah, pengembangan konsep, dan terlibat
dalam pembelajaran kolaboratif.
Sedangkan menurut Natalie (2012) Strategi flipped classroommendukung
banyak manfaat. Sebagian besar tampaknya menjadi keuntungan yang masuk akal
(misalnya meningkatkan waktu instruksi lebih menarik) terutama untuk
mengajarkan mereka dalam pengaturan campuran yang terdiri dari beberapa
kombinasi tatap muka dan instruksi online. Namun strategi ini juga
memiliki keterbatasan. Pertama, kualitas video mungkin sangat buruk. Kedua,
mengingat bahwa siswa dapat melihat video ceramah pada komputer mereka sendiri,
kondisi di mana mereka kemungkinan melihat video ceramah menjadi pembelajaran
yang tidak efektif (misalnya siswa bisa melihat video sambil menonton permainan
baseball atau mendengarkan musik). Ketiga, siswa tidak menonton atau memahami
video karena itu mereka tidak siap atau belum cukup siap untuk kegiatan tatap
muka. Keempat, siswa mungkin perlu banyak penopang untuk memastikan mereka
memahami materi yang disampaikan dalam video. Kelima, siswa tidak mampu mengajukan
pertanyaan ke instruktur atau rekan-rekan mereka jika menonton video saja.
Walaupun ada banyak keterbatasan dengan strategi flipped
classroom dan tidak ada penelitian empiris untuk mendukung penggunaannya,
laporan anekdotal oleh banyak instruktur mempertahankan bahwa hal itu dapat
digunakan sebagai strategi mengajar yang berharga pada setiap tingkat
pendidikan, tergantung peserta didik, sumber daya, dan waktu seseorang. Apalagi
tampaknya cocok untuk penegetahuan mengajar yang prosedural, salah satu dari
empat jenis pengetahuan umum yang dijelaskan dalam Taksonomi Bloom yang telah
diperbaiki menurut Anderson dkk dalam Natalie (2012). Pengetahuan prosedural
adalah pengetahuan tentang bagaimana melakukan sesuatu. Oleh karena itu video
ceramah flipped classroom tentang bagaimana memecahkan
permasalahan dimana seorang instruktur menjelaskan dan model bagaimana
memecahkan jenis masalah akan menjadi baik dalam penggunaan strategi ini.
Pengetahuan prosedural yang kompleks juga dapat diajarkan menggunakan strategi flipped
classroom meskipun penopang dan potongan konten akan sangat penting
tidak hanya untuk memastikan bahwa video pendek, tetapi juga untuk memastikan
bahwa semua langkah prosedur diperkenalkan memadai sehingga siswa benar-benar
memahami.
Langkah – langkah pembelajaran flipped classroom adalah
sebagai berikut :
1.
Sebelum
tatap muka, siswa diminta untuk belajar mandiri di rumah mengenai materi untuk
pertemuan berikutnya, dengan menonton video pembelajaran karya guru itu sendiri
ataupun video pembelajaran dari hasil upload orang lain.
2.
Pada
pembelajaran di kelas, peserta didik dibagi menjadi beberapa kelompok
heterogen.
3.
Peran
guru pada saat kegiatan belajar berlangsung adalah memfasilitasi berlangsungnya
diskusi dengan metode kooperatif learning. Di samping itu, guru
juga akan menyiapkan beberapa pertanyaan (soal) dari materi tersebut.
Guru memberikan kuis/tes sehingga siswa sadar bahwa kegiatan yang mereka
lakukan bukan hanya permainan, tetapi merupakan proses belajar, serta guru
berlaku sebagai fasilitator dalam membantu siswa dalam pembelajaran serta
menyelesaikan soal soal yang berhubungan dengan materi
Teknis pelaksanaan model
pembelajaran flipped classroom ini adalah :
1.
Guru
menyiapkan dan memberikan sebuah media (bisa berupa video pembelajaran / digital
book) yang akan ditonton dan dipelajari oleh siswa di rumah.
2.
Siswa
menonton video dan mempelajari instruksi yang diberikan oleh guru melalui video
tersebut agar terlebih dahulu mengenal konsep dan materi yang akan diberikan
pada pertemuan selanjutnya.
3.
Di
dalam kelas, siswa mengerjakan tugas berdasarkan instruksi yang telah
disampaikan sebelumnya (melalui video). Dalam hal ini siswa dapat lebih
memfokuskan diri pada kesulitannya dalam memahami materi ataupun kemampuannya
dalam menyelesaikan soal-soal berhubungan dengan materi tersebut.
4.
Guru
berperan sebagai fasilitator yang mendampingi siswa dalam mengerjakan
tugas tersebut.
Model pembelajaran flipped
classroom ini terbukti lebih efektif dalam meningkatkan kualitas
pembelajaran dan keaktifan siswa pada sebuah proses pembelajaran. Model
pembelajaran ini juga sangat bermanfaat untuk kepada guru dan siswa, karena :
1.
Siswa
memiliki kesempatan penuh untuk mengejakan tugas mereka dengan didampingi oleh
gurunya.
2.
Guru
dapat memastikan bahwa setiap siswa telah memahami konsep-konsep / materi yang
disampaikan sebelum pindah ke materi berikutnya.
3.
Siswa
memiliki motivasi yang tinggi untuk berkolaborasi, berbagi ide dan projek
bersama temannya.
4.
Guru
dengan mudah memiliki kesempatan untuk meninjau kembali rencana pembelajaran
yang telah dilakukan. Sedangkan siswa dapat dengan mudah mempelajari kembali
video pembelajaran setiap saat, terutama bagi siswa yang absen (tidak masuk
sekolah).
5.
Terjalin
komunikasi yang baik antara guru dan siswa.
Meski
begitu, tidak mudah untuk menerapkan dan membiasakan siswa mengikuti aturan
model pembelajaran flipped classroom ini. Butuh waktu yang tidak sebentar untuk
mengubah model belajar siswa yang sudah terbiasa menunggu guru memberikan
materi (Bc. berceramah) di depan kelas. Sedangkan bagi guru, butuh kemampuan
untuk menciptakan sebuah media digital yang akan diakses siswa melalui model
pembelajaran ini.
Berikut
beberapa hal yang harus dipersiapkan oleh guru dan siswa sebelum melaksanakan
model pembelajaran ini :
1.
Sebuah
video pembelajaran maupun e-book beserta tugas (kuis/project) yang akan
dipelajari siswa.
2.
Perangkat
komputer (PC/Laptop) sebagai media yang akan digunakan untuk mengakses video
pembelajaran.
3.
Koneksi
internet yang memadai (jika menggunakan video streaming). Sebenarnya koneksi
internet ini tidak mutlak diperlukan, jika video pembelajaran diakses
secara offline. Hal ini dapat dilakukan dengan cara guru memberikan file
video pada akhir kelas untuk dipelajari di rumah.
4.
Kemampuan
di bidang TIK. Kemampuan di bidang ini mutlak dibutuhkan, terutama kemampuan
guru dalam membuat video pembelajaran, dan membuat soal-soal interaktif untuk
mendukung materi yang disampaikan. Jika tidak, guru dapat juga memanfaatkan
video serupa yang ada di youtube. Sedangkan siswa juga harus memiliki kemampuan
untuk mengoperasikan komputer PC/Laptop guna mengakses video tersebut.
Hal
yang paling penting dari semuanya adalah menyiapkan mental siswa kita supaya
dapat menerima dan melaksanakan model pembelajaran ini dengan baik. Sehingga
mereka merasa nyaman dan terbiasa belajar aktif untuk mengembangkan daya kritis
mereka dalam menyerap materi pelajaran.
Flipped
Classroom merupakan model pembelajaran yang berbeda dengan yang biasa dilakukan
guru di kelas. Biasanya guru menjelaskan terlebih dahulu, baru kemudian
memberikan tugas, PR, dsb. Di dalam flipped learning, seperti dalam video
tersebut, kegiatan pertama yang dilakukan siswa adalah mempelajari materi yang
diberikan guru melalui video pembelajaran di rumah. Di rumah ? Yup ! Berarti
guru harus terlebih dahulu membuat persiapan “bekal” yang akan diperlukan siswa
di rumah. Pembelajaran dengan video ini dengan maksud agar siswa terlebih
dahulu mempelajari bagaimana materi pelajaran yang akan didiskusikan di kelas.
Di kelas keesokan harinya, guru tidak lagi menjadi “pengajar”, namun guru lebih
berperan sebagai pembina dan pemberi saran. Siswa akan mengerjakan tugas dan
mendiskusikannya dalam kelompok.
Tampak
pula bahwa guru dan siswa bisa saling berinteraksi dalam jejaring sosial
khusus, dalam hal ini bisa menggunakan Edmodo atau Moodle yang biasa dipakai
dalam interaksi belajar dalam komunitas pelajar.
Membaca-baca
lagi referensi tentang kelas terbalik, flipped classroom. Ternyata beberapa
referensi mengatakan bahwa flipped classroom itu adalah pembelajaran terbalik
dengan cara membalikkan kebiasaan ketika guru menerangkan kemudian memberi
tugas. Dibalik deh menjadi beri tugas dulu, baru terangkan. Dengan begitu,
siswa akan berbekal banyak pertanyaan yang dia jumpai di lapangannya sendiri.
Semisal, saya memberikan tugas membuat blog kepada mereka. Tanpa saya ajarkan
terlebih dahulu loh. Nah, tanpa “ilmu ” yang diberikan sebagai bekal ini lalu
mengharuskan siswa mencari pengetahuan sendiri. Caranya tentu saja mereka harus
akrab dengan google dan mesin pencari lainnya. Artinya, pengetahuan-pengetahuan
via internet ini sudah harus biasa dicari oleh siswa. Ini juga yang menjadi
salah satu ciri flipped classroom
Kemudian,
di hari bertemu di kelas, siswa membawa permasalahan masing-masing dan bisa
share satu dengan yang lainnya. Mereka mencari pengetahuan dan menemukannya
sendiri. Itu beda banget loh rasanya dibanding guru menjelaskan sendiri di
depan kelas. Kalau cara begitu, itu sudah sangat biasa. Nah. pertemuan tatap
muka dan tidak (offline) ini juga yang menjadi salah satu contoh flipped
classroom. Flipped classroom ini merupakan salah satu model pembelajaran abad
21 loh teman-teman. Dimana pendekatan yang dipakai lebih kepada student
centered.
Model
pembelajaran terbalik ini cocok sekali dipergunakan oleh guru yang merasa jam
pelajarannya selalu kurang. Kadang kurangnya jam pelajaran dalam mengajar
membuat materi pembelajaran tidak tuntas terselesaikan.
Secara
garis besar, model pembelajaran ini juga sangat bermanfaat bagi
guru dan siswa, karena :
- Siswa memiliki kesempatan penuh
untuk mengejakan tugas mereka dengan didampingi oleh gurunya.
- Guru dapat memastikan bahwa
setiap siswa telah memahami konsep-konsep / materi yang disampaikan
sebelum pindah ke materi berikutnya.
- Siswa memiliki motivasi yang
tinggi untuk berkolaborasi, berbagi ide dan projek bersama temannya.
- Guru dengan mudah memiliki
kesempatan untuk meninjau kembali rencana pembelajaran yang telah
dilakukan. Sedangkan siswa dapat dengan mudah mempelajari kembali video
pembelajaran setiap saat, terutama bagi siswa yang absen (tidak masuk
sekolah).
- Terjalin komunikasi yang baik
antara guru dan siswa.
C. Kelebihan dan Kekurangan Flipped Learning
Penerapan
model flipped classroom memiliki banyak keuntungan dibandingkan model
pembelajaran tradisional. Tersedianya materi dalam bentuk video memberikan
kebebasan pada siswa untuk menghentikan atau mengulang materi kapan saja di
bagian-bagian yang kurang mereka pahami. Selain itu, pemanfaatan sesi belajar
di kelas untuk proyek atau tugas kelompok mempermudah siswa untuk saling
berinteraksi dan belajar satu sama lain.
Namun,
meski memiliki banyak kelebihan, flipped classroom membutuhkan
persiapan matang agar dapat berjalan dengan optimal. Guru tentunya harus
membuat video pembelajaran yang menarik, berkualitas, serta dapat dipahami
siswa tanpa tatap muka secara langsung; sementara siswa, di sisi lain, harus
memiliki akses terhadap koneksi internet.
1.
Bagi
Siswa :
a.
Siswa
(dipaksa) memiliki waktu untuk mempelajari materi pelajaran di rumah sebelum
guru menyampaikannya di kelas. Dengan demikian, siswa lebih mandiri dan tidak
lagi hanya menunggu guru menyampaikan materi pelajarannya di kelas.
b.
Siswa
dapat mempelajari materi pelajaran dalam kondisi dan suasana yang nyaman sesuai
dengan kemampuannya menerima materi. Siswa yang pintar dapat belajar secara
cepat, sedangkan bagi siswa yang kurang mampu, mereka
dapat mengulang materi pelajaran (video) sesukanya sampai mereka
faham.
c.
Setiap
siswa bisa mendapatkan perhatian penuh dari guru saat mengalami kesulitan dalam
memahami konsep maupun tugas/latihan/kuis. Hal ini dikarenakan di dalam kelas,
guru hanya membahas (mereview) materi-materi yang menurut siswa sulit (saja).
Atau, guru bisa meminta siswa yang sudah memahami materi, untuk membantu
temannya yang belum faham. Dengan demikian dapat dipastikan setiap siswa telah
memahami materi dengan baik.
d.
Siswa
dapat belajar dari berbagai jenis konten pembelajaran baik melalui video,
website, aplikasi mobile atau jenis konten yang lain. Hal ini memudahkan siswa
memahami materi pelajaran, dari pada siswa hanya belajar dari papan tulis atau
buku.
2.
Bagi
guru :
a.
Lebih
efektif, karena materi disajikan dalam bentuk video, sehingga bisa digunakan
berulang-ulang pada kelas yang lain.
b.
Hemat
waktu, karena guru tidak harus menjelaskan semua materi pelajaran, akan tetapi
hanya bagian-bagian tertentu yang dianggap sulit oleh siswa.
c.
Guru
termotivasi untuk mempersiapkan materi pelajaran dalam berbagai jenis konten,
baik berupa video, website, aplikasi mobile atau jenis konten yang lain.
Sehingga pelaksanaan pembelajaran lebih terencana dan tertata dengan baik.
d.
Guru
semakin kreatif dalam membuat modul pembelajaran yang memanfaatkan teknologi
informasi yang memudahkan siswa dalam memahami konsep.
e.
Terjalin
komunikasi yang aktif antara guru dan siswa, karena pembelajaran di kelas lebih
banyak dilakukan dengan berdiskusi (tanya jawab) di antara mereka.
Kelemahan
Flipped classroom
Meski banyak keuntungan yang didapat dari
pelaksanaan model pembelajaran flipped classroom, namun tetap saja ada
kekurangannya, diantaranya adalah :
1.
Tidak
semua siswa/guru/sekolah memiliki akses terhadap perangkat teknologi informasi
yang dibutuhkan, seperti komputer/laptop dan koneksi internet.
2.
Tidak
semua siswa merasa nyaman belajar di depan komputer/laptop. Padahal untuk
melaksanakan model pembelajaran ini, siswa harus mengakses materi melalui
perangkat tersebut.
3.
Tidak
semua siswa memiliki motivasi untuk belajar secara mandiri di rumah. Apalagi
terhadap materi yang belum disampaikan oleh guru. Sehingga motivasi dari guru
selalu dibutuhkan, agar siswa terbiasa mempelajari materi pelajaran secara
mandiri, sebelum materi tersebut disampaikan oleh guru di kelas.
4.
Butuh
waktu lama bagi guru untuk mempersiapkan materi dalam bentuk video, terutama
guru yang belum terbiasa membuat video pembelajaran.
Selain
itu, flipped classroom juga memiliki kelebihan dan kekurangan sebagai berikut
Kelebihan flipped classroom,
yaitu :
1.
Siswa
dapat mengulang-ulang video tersebut hingga ia benar-benar paham materi, tidak
seperti pada pembelajaran biasa, apabila murid kurang mengerti maka guru harus
menjelaskan lagi hingga siswa dapat mengerti sehingga kurang efisien.
2.
Siswa
dapat mengakses video tersebut dari manapun asalkan memiliki koneksi internet
yang cukup, bahkan bisa didownload dan lebih puas untuk menontonnya
berulang-ulang.
3.
Efisien,
karena siswa diminta untuk mempelajari materi di rumah dan pada saat di kelas,
siswa dapat lebih memfokuskan kepada kesulitannya dalam memahami materi ataupun
kemampuannya dalam menyelesaikan soal-soal berhubungan dengan materi tersebut.
Kekurangan flipped classroom,
yaitu :
1.
Untuk
menonton video, setidaknya diperlukan satu unit computer atau laptop. Hal ini
akan menyulitkan siswa yang tidak memiliki komputer/laptop, mereka harus ke
warnet untuk mengakses video tersebut.
2.
Diperlukan
koneksi internet yang lumayan bagus untuk mengakses video tersebut. Terutama di
Indonesia yang koneksi internetnya memasuki daftar lambat, terutama apabila
filenya berukuran besar, maka akan membutuhkan waktu yang cukup lama untuk
membuka atau mengunduhnya. Ada cukup banyak siswa yang gaptek sehingga mereka
memerlukan waktu yang lebih untuk mengakses video tersebut.
3.
Siswa
mungkin perlu banyak penopang untuk memastikan mereka memahami materi yang
disampaikan dalam video dan siswa tidak mampu mengajukan pertanyaan ke
instruktur atau rekan-rekan mereka jika menonton video saja.
4.
Dalam
implementasiny di Indonesia, flipped classroom hanya bisa
diterapkan di sekolah yang siswanya sudah memiliki sarana dan prasarana yang
sudah memadai mengingat pada strategi ini menuntut siswa untuk menonton video
tutorial di rumah.
D. Langkah – langkah pembelajaran flipped
classroom adalah sebagai berikut :
1.
Sebelum
tatap muka, siswa diminta untuk belajar mandiri di rumah mengenai materi untuk
pertemuan berikutnya, dengan menonton video pembelajaran karya guru itu sendiri
ataupun video pembelajaran dari hasil upload orang lain.
2.
Pada
pembelajaran di kelas, peserta didik dibagi menjadi beberapa kelompok
heterogen.
3.
Peran
guru pada saat kegiatan belajar berlangsung adalah memfasilitasi berlangsungnya
diskusi dengan metode kooperatif learning. Di samping itu, guru
juga akan menyiapkan beberapa pertanyaan (soal) dari materi tersebut.
4.
Guru
memberikan kuis/tes sehingga siswa sadar bahwa kegiatan yang mereka lakukan
bukan hanya permainan, tetapi merupakan proses belajar, serta guru berlaku
sebagai fasilitator dalam membantu siswa dalam pembelajaran serta menyelesaikan
soal soal yang berhubungan dengan materi.
Dari kelebihan dan kekurangan flipped
classrom di atas, memang tidak mudah, bahkan butuh waktu untuk menyiapkan
materi pembelajaran (video) dan menerapkannya di dalam kelas kita. Namun, tidak
ada salahnya jika kita mulai mencoba menerapkan model pembelajaran ini, agar
supaya siswa terbiasa dan tertantang untuk mempelajari sesuatu yang baru secara
mandiri agar prestasi belajar semakin meningkat.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Dari pembahasan diatas, dapat disimpulkan
bahwa Flipped Classroom adalah model pembelajaran yang “membalik”
metode tradisional, di mana biasanya materi diberikan di kelas dan siswa
mengerjakan tugas di rumah. Pada metode ini,materi diberikan dirumah dan siswa
mengerjakan tugas disekolah.
Flipped learning menggunakan TIK sebagai
sarana pemberian materi, oleh karena itu sarana dan prasaranalah yang menjadi
kendala dalam pelaksanaan flipped classroom ini. memang tidak mudah, bahkan
butuh waktu untuk menyiapkan materi pembelajaran (video) dan menerapkannya di
dalam kelas kita. Namun, tidak ada salahnya jika kita mulai mencoba menerapkan model
pembelajaran ini, agar supaya siswa terbiasa dan tertantang untuk mempelajari
sesuatu yang baru secara mandiri agar prestasi belajar semakin meningkat.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.2013.Flipped Classroom
Merenovasi Model Pembelajaran Tradisional. http://edukasi.kompasiana.com/2013/08/10/flipped-classroom-merenovasi-model-pembelajaran-tradisional-582805.html (diakses pada tanggal 12 September
2014)
Anonim.2013.Benefits Of The Flipped
Classroom.http://www.faronics.com/news/blog/4-benefits-of-the-flipped-classroom/
(diakses pada tanggal 12 September 2014)
B. Milman, Natalie.
2012. The Flipped Classroom Strategy What is it and How Can it Best be Used?.
Jurnal Internasional Volume 9, Issue 3 : The George Washington University.
Cara A. Marlowe.
2012. The Effect Of The Flipped Classroom On Student Achievement And
Stress. Montana: Montana State University.
Johnson, Graham
Brent. 2013. Student Perceptions Of The Flipped Classroom.
Columbia: The University Of British Columbia.
Lioe, Luis
Tirtasanjaya, Teo Chin Wen, dkk. 2012. Assessing the effectiveness of
flipped classroom pedagogy in promoting students’ learning experience. NYGH
Research Journal.
Neni.2013.Flipped Classroom Untuk Guru.http://nenyjos.blogspot.com/2013/08/flipped-classroom-untuk-guru-yang.html (diakses pada tanggal 12 September 2014)
Pierce, Richard EdD
and Jeremy Fox, PharmD. 2012. Instructional Design And
Assessmentvodcasts And Active-Learning Exercises In A “Flipped Classroom” Model
Of A Renal Pharmacotherapy Module. American Journal of Pharmaceutical Education
2012; 76 (10) Article 196.
Roehl, Amy, Shweta
Linga dkk. 2013. The Flipped Classroom: An Opportunity To Engage
Millennial Students Through Active Learning Strategies. Texas :
Christian University Jurnal Internasional Vol. 105. No. 2. 2013 JFCS.
Shimamoto, Dean N.
2012. Implementing a Flipped Classroom: An Instructional Module. Hawai
Amerika Serikat: Department of Educational Technology University of Hawaii
Manoa.
0 comments:
Post a Comment